Stagnant Water of Apocalypse - Chapter 185

Bab 185 – Labirin Besar Berbahaya (6)

Sementara genosida terjadi pada orang Cina di dalam Great Labyrinth, insiden yang lebih kecil tetapi dengan dampak yang sama terjadi di dalam Shelter Yeouido. Pertumpahan darah terjadi di restoran di dalam gedung.

Insiden itu dimulai dengan perselisihan terkait dengan Battle Royale. Masalahnya adalah orang yang memulai pertengkaran melakukannya saat pihak lain sedang makan. Reaksi sengit segera terjadi, dan keduanya berkelahi, membuat restoran menjadi kacau. Untungnya, tidak ada yang meninggal. Tapi itu tetap sesuatu yang akan menjatuhkan mentalitas orang..

Ketika Jang Won-taek mendengar berita itu, dia melangkah maju untuk menengahi situasi. Dia menghela nafas ketika restoran datang ke pandangannya. Insiden itu sekali lagi mengingatkannya bahwa acara Battle Royale belum berakhir. Perkelahian di restoran hanyalah salah satu hasil dari konflik yang dibawa oleh peristiwa jahat dan kejam. Saat ini, di dalam shelter, perkelahian besar dan kecil terus terjadi.

Lebih buruk lagi, faksi-faksi mulai terbentuk. Mereka yang merasa terancam karena meningkatnya kekerasan mulai membentuk lingkaran dengan yang lain untuk melawannya. Sedikit yang mereka tahu, apa yang mereka lakukan hanya akan memperburuk keadaan.

Tentu saja Jang Won-taek tidak menghentikan aksi mereka. Bagaimanapun, dia percaya pada pepatah ‘Tindakan manusia pasti bersifat politis’. Itu berdering bahkan lebih benar terutama dalam situasi ekstrem seperti ini. Selain itu, wajar jika faksi terbentuk di tempat di mana banyak orang berkumpul.

Jang Won-taek percaya bahwa kelompok besar tanpa faksi lebih berbahaya daripada kelompok besar dengan satu faksi. Ini berarti bahwa banyak orang memegang kekuasaan untuk mengarahkannya ke tempat yang jelas. Namun, akan sulit untuk menghilangkan dendam dan kemarahan dengan semua hal yang terjadi di Shelter. Shelter Korea saat ini tidak berbeda dengan Majelis Nasional lama, tempat di mana perkelahian terjadi setiap hari.

Di penghujung hari, Jang Won-taek memutuskan untuk mengambil tindakan khusus.

-Restoran akan tutup mulai hari ini.
-Lalu dimana kita akan makan?
-Bahan-bahannya akan dibagikan kepada kalian semua, jadi silakan makan di akomodasi kalian sendiri.
-Apa ini… Ini bukan era abad pertengahan, jadi kenapa…

Meskipun sarkasme terus mengalir pada pengumuman itu, itu adalah tindakan yang tidak dapat dihindari untuk segera mengekang kekerasan.

Saat Jang Won-taek duduk di kantornya sambil membaca komentar, Lee Beom-seok mendekatinya dan mengemukakan sesuatu yang mengejutkannya.

“Orang Cina telah menghilang dari Labirin Besar. Banyak yang tampak mati dan lebih banyak lagi yang tampaknya melarikan diri.”

“Siapa… tidak, jawaban dari pertanyaan itu sangat jelas. Apa yang Seongho lakukan? Dia bersembunyi dengan baik akhir-akhir ini.”

“Kudengar tim Hyung-jun-ssi bertemu Seongho di lantai pertama labirin.”

“Jadi, itu benar-benar perbuatannya. Jadi, bagaimana situasi di Great Labyrinth saat ini?”

“Ada banyak mayat di pangkalan yang dulunya ditempati oleh orang Cina… Sekarang, tim Hyung-jun-ssi telah bergabung dengan Klan Hannam-dong dan sedang menyelidikinya.”

“Apakah begitu?”

Jang Won-taek mengubur dirinya di kursi. Sangat disayangkan bahwa orang meninggal, tetapi dalam kasus saat ini, itu belum tentu benar. Lagi pula, tidak mungkin menghindari tabrakan antara kedua belah pihak. Para imigran Tionghoa yang datang ke tanah ini mulai dari pantai barat dan terus menyebarkan pengaruh mereka ke pedalaman. Oleh karena itu, wajar bagi orang Korea untuk memprotes.

Ada kebakaran di Rumah Lelang, dan mereka telah mencapai titik merendahkan sejarah satu sama lain. Siapa pun yang memiliki otak dapat dengan mudah memprediksi bahwa kebencian dan penghinaan yang disimpan orang di dalam hati mereka akan meledak di Labirin Besar. Padahal, dia sendiri tidak pernah berpikir bahwa Seongho akan bergabung.

“Saya ingat apa yang dilaporkan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada saya saat terjadi topan di awal musim panas tahun lalu. Apakah kamu mengingatnya?”

“Ya, itu adalah insiden di mana orang Cina datang ke sebuah pulau untuk menghindari topan.”

“Ketika tentara mengatakan mereka akan menyelidiki mereka untuk penangkapan ikan ilegal, mereka mengancam mereka … Sekarang saya memikirkannya, saya tidak berpikir situasi saat ini berbeda dari saat itu.”

“Untuk memberitahumu perasaan jujurku, apa yang Seongho lakukan sangat menyegarkan.”

“Orang-orang meninggal, kata seperti itu tidak pantas.”

Jang Won-taek berkata begitu, tapi dia juga memiliki ekspresi nyaman di wajahnya. Lagi pula, apa yang terjadi pada orang Cina bukanlah pembantaian yang tidak berarti.

Jang Won-taek membungkuk dan bertanya. “Jadi, apa yang dia lakukan sekarang? Apakah dia sudah selesai?”

“Seong-ho-ssi tampaknya telah pergi jauh-jauh ke Bucheon setelah mengusir orang Cina keluar dari Labirin Besar. Saya pikir pintu masuk mereka terletak di sana. ”

Lee Beom-seok menggambar beberapa lingkaran di peta area Seoul. “Menurut pengintaian Seung-yeon, pertempuran antara Seongho dan Cina terjadi di sini beberapa jam yang lalu.”

“Apakah dia membersihkan medan perang saat melakukannya? Tanah tempat kita bisa menginjakkan kaki telah meningkat lagi. ”

“Saat ini, Seung-yeon sedang mengawasinya dengan pesawat kertas. Haruskah kita menghubunginya?”

Jang Won-taek menggelengkan kepalanya.

“Apakah menurutmu kita harus menggunakannya untuk menyelesaikan situasi saat ini?”

“Bukankah semua orang takut pada Seongho?”

“Itulah masalahnya.”

Jang Won-taek berdiri dan Lee Beom-seok melihat ke punggungnya. Dia pernah disebut sebagai raksasa politik Korea terbesar. Tapi sekarang punggungnya yang lebar dan bisa diandalkan tampak sangat lusuh.

“Kang Seongho adalah orang dengan kemampuan hebat. Maka dia mungkin bisa menyelesaikan situasi ini. Tapi jika kita mengandalkannya sendirian, dia akan kehilangan kemampuan mengatasi. Saya tidak tahu tentang orang lain, tetapi kita seharusnya tidak melakukan itu. ”

“Lalu kenapa kita tidak berpura-pura tidak tahu?”

“Yah, dia telah melakukan hal-hal baik. Jadi, kita harus memberinya beberapa hadiah yang kita janjikan padanya. Jadi coba hubungi dia. Namun, jangan ungkapkan situasi di dalam tempat penampungan.”

Pada saat itu, beberapa teriakan bisa terdengar melalui jendela kantor.

“Hei, Jang Won-taek! Apakah Anda pikir Anda adalah sesuatu? Kamu bahkan tidak memberi kami alkohol, jadi kami harus membuatnya dan memakannya!”

“Jang Won-taek! Lee Beom-seok! Kim Hyun Woo juga! Keluar semua! Oh benar, Kim Hyun-woo sudah mati.”

Alis Jang Won-taek berkedut sejenak, tapi dia menutup matanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Lee Beom-seok menutup jendela dan menasihati.

“Tolong istirahatlah sedikit. Saya akan menengahi kasus restoran.”

“Terima kasih.”

.
.
.

Orang Cina menghilang dari Labirin Besar. Mayat mereka yang berbaris dimakan oleh monster, dan mereka menjadi tulang menjalar atau kerangka dan berjalan melalui lorong-lorong yang gelap.

Orang-orang bersorak di Rumah Lelang.

-Kamu bajingan pantas mendapatkannya!
-Anda mengancam akan membunuh kami setiap hari, lihat siapa yang tertawa sekarang!
-Saya dalam suasana hati yang baik sekarang, jadi saya akan menjaga semua orang hari ini.
-Tapi, apa sih bajingan ini? Tidak ada apa-apa di pangkalan mereka.
-Hanya air dan roti toko. Bagaimana mereka bisa hidup dengan omong kosong ini?
-Mereka pasti memakan tikus juga.
-Mereka seharusnya berburu babi hutan… Makan tikus itu sedikit…
-Bukankah mereka akan mati saat mencoba menangkap babi hutan?

Topik pembicaraan orang-orang beralih ke I Love Gimbap, yang membunuh orang Tionghoa.

-Tapi kemana aku Cinta Gimbap-nim pergi?
-Entah. Salah satu orang kami yang memiliki kemampuan sembunyi-sembunyi mencoba menemukannya, tapi dia bilang dia tidak bisa melihatnya.
-Apakah dia mati?
-Bro… Apakah seekor gajah akan mati melawan seekor tikus?
-Kalau I Love Gimbap-nim itu gajah, kita ini apa?
-Kelinci?
-Kelinci itu kecil…
-Kelinci dan hamster sangat cocok untuk kita.

Ketika pembicaraan seperti itu terjadi di Rumah Lelang, Seongho bertarung di medan pertempuran Battle Royale terakhir di Bucheon. Medan perang tidak akan pernah berakhir sampai pemain terakhir tersisa. Secara alami, Seongho tidak punya pilihan selain menjadi ganas. Meskipun nyawa yang tak terhitung jumlahnya hilang, matanya tidak goyah sedikit pun saat dia terus mengayunkan pedangnya.

“Jika saya membunuh mereka semua, masalahnya akan hilang.” Itu adalah kesimpulan yang dia pelajari dari bertemu dan membunuh berbagai orang sejauh ini. Konflik-konflik yang biasanya berakhir dengan pertengkaran ringan seringkali menjadi tidak terkendali dalam kiamat. Itu kemudian akan menumbuhkan kebencian dan akhirnya menyebabkan kematian seseorang. Seongho mengira dia hanya mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalah sejak awal.

‘Sejak orang Cina datang ke tanah ini, bentrokan tidak bisa dihindari.’

Di jalan tertentu di Bucheon, banyak teriakan terus terjadi. Pembantaian Seongho berakhir hanya ketika matahari bertengger di tengah langit. Ranselnya sekarang lebih berat daripada saat dia berangkat, karena tiga gulungan kebangkitan, tiket perluasan keterampilan, tiket peningkatan senjata, dan beberapa item lainnya ditambahkan.

“…”

Medan perang Battle Royale berakhir dan statistiknya kembali ke keadaan semula. Seongho melihat kembali ke jalan yang telah dilaluinya. Itu ternoda oleh darah dan daging.

“Akulah yang melakukannya.” Dia menatap lurus ke tragedi itu tanpa menoleh. Namun, di saat berikutnya, dia sudah bergerak untuk berburu monster yang telah berkumpul.

Tidak ada rasa takut atau penyesalan yang mekar di hatinya. Dia hanya diam-diam memegang pedangnya.

‘Itu yang harus saya lakukan.”

Untuk hidup.

.
.
.

Saya kembali ke pos terdepan kami di lantai dua Labirin Besar. Dalam cahaya redup, Da-jeong sangat mempesona. Kurasa dia sedang menunggu.

“Apakah semuanya berjalan baik?”

“Ini akan tenang untuk sementara waktu.”

“Ugh, bagus sekali. Kemari. Aku akan memelukmu.”

Aku beristirahat di pelukannya. Saya pikir sekarang saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan, saya bisa beristirahat sejenak. Namun, ketika saya membuka mata, saya sudah berada di gubuk saya. Sepertinya aku tidur seperti bayi.

Saya mencuci muka dengan air dingin dan keluar untuk melihat orang-orang menonton TV. Sebuah generator ditempatkan di tengah tempat penampungan dan sebuah TV besar terhubung ke sana. Itu tidak sering terjadi, karena kami hanya menggunakannya ketika setiap orang memiliki sesuatu untuk diperiksa.

“Oh, Oppa, kamu di sini?”

“Ya.”

Mikyung menyapaku dengan gembira, dan aku menjawab dengan kasar sebelum duduk di sebelah Da-jeong. Saya bertanya-tanya apa yang mereka tonton, tetapi itu tidak lain adalah video serangan kami di lantai 5 The Great Labyrinth.

Dalam video itu, Seokhyun, Da-jeong, dan aku terus-menerus berbicara sambil melakukan hal-hal yang aku bersumpah tidak akan aku lakukan di dunia nyata. Misalnya, meraih hantu, meletakkannya di kepala kita, dan bergegas ke monster dalam keadaan itu.

-BOOOOOO~ BOOOOO~
-Aku telah menjadi Hantu!

Pemandangan kami bertiga berlari melalui labirin hanya mengenakan kain pinggang putih benar-benar sebuah tontonan. Semua orang terdiam dan menatapku.

Mengapa orang-orang ini menatapku? Orang yang memikirkan omong kosong itu adalah Seokhyun!

Secara khusus, mata Yeowool menatapku seolah-olah aku orang aneh.

“Ahjussi. Apakah itu caramu bersenang-senang dalam game?”

“Yah begitulah….” Aku menjawab. Hal yang ditampilkan di video itu hanya mungkin karena toleransi mental kami setinggi langit. Jika setinggi orang normal, mereka bahkan tidak akan bisa menyentuh hantu atau bahkan berjalan mendekatinya.

Seokhyun menatapku dan tersenyum. “Haruskah kita melakukannya lagi begitu kita turun ke lantai lima? Kelihatannya menyenangkan!”

“Jangan… Saat ini kita tidak memiliki banyak item ketahanan mental.”

“Tapi aku pikir Nightberry dan cincinnya sudah cukup?”

“Bagaimana dengan para doppelganger? Dengan barang-barang itu saja, itu akan merepotkan. ”

“Jika kita mati, kita hanya perlu melakukannya lagi! Ah, benar… Kalian tidak bisa melakukan itu.”

“Yah, aku memang mengumpulkan banyak Gulungan Kebangkitan.”

Ketika saya mengeluarkan gulungan dan barang-barang dari ransel saya, perhatian semua orang terfokus.

“Lihat semua Gulungan Kebangkitan itu …”

“Kamu telah mengumpulkan tiga lagi.”

“Dimana kamu mendapatkan ini?”

“Di Bucheon, tempat orang Tionghoa berkumpul.”

Saat itu, suasana menjadi berat. Semua orang tahu apa yang saya maksud. Lagi pula, Resurrection Scrolls hanya muncul di acara Battle Royale.

“Seokhyun, gunakan ini.” Aku menyerahkan Skill Expansion Scroll ke Seokhyun untuk meredakan suasana.

“Tapi aku punya satu slot kosong yang tersisa?”

“Hei, gunakan saja saat dia memberikannya padamu. Begitu dia berubah pikiran, kamu tidak akan bisa mendapatkannya lagi bahkan jika kamu memohon.” Da-jeong berkata begitu dan menyodorkan benda itu ke tangan Seokhyun.

Karena kami tidak harus menggunakan Crime Pardon Scroll serta Weapon Enchantment Scroll, kami memutuskan untuk menyimpannya di gudang umum. Saya juga meletakkan beberapa Gulungan Kebangkitan di tempat yang sama. Dengan Resurrection Scroll yang baru diperoleh, kami memiliki total 7 Resurrection Scroll yang dapat kami gunakan.

“Da-jeong, apakah kamu sudah menembus lantai 5?”

“Ya, kamu hanya perlu masuk. Ngomong-ngomong, dia juga telah mencapai level 30.” Dia mengangkat bahunya dan menunjuk ke arah Geom-in.

“Jika levelnya 30, bukankah kamu akan mendapatkan efek tambahan yang bagus?”

Pendekar pedang yang menangkap pandanganku menjawab.

“Tidak terlalu bagus, sekarang aku bisa menyalin versi minor dari skillmu. Dalam kasus Seokhyun, keterampilan yang datang adalah sesuatu yang disebut Death Queller, sedangkan di Da-jeong, itu adalah pelatihan monster. Dan untuk keahlian unikmu… Lihat ransel ini.”

Geom-in melakukan sesuatu dan sebuah portal muncul di ranselku. Saya harus menyebutnya ransel dimensional mulai sekarang.

“Apa itu… Seongho sangat besar.” Kata Da-jeong, tampaknya kecewa dengan ukuran ranselnya.

“Ini versi minor, jadi tidak ada yang bisa saya lakukan. Tetap saja, saya puas karena saya mendapatkan ketiga keterampilan sekaligus. ”

Tentu saja, itu semua versi minor. Dibandingkan dengan Unique Skill asli Seokhyun yang memungkinkannya untuk bangkit tanpa batas selama dia memiliki poin, Death Queller adalah skill yang hanya bisa digunakan sekali sehari. Sementara dalam kasus Da-jeong, Geom-in hanya bisa melatih satu monster. Dan untuk versi minor skill saya itu adalah inventaris kecil itu.

Meski begitu, melihat Geom-in tersenyum membuatku merasa lebih baik juga.

“Jadi, bisakah kamu bertarung sendirian sekarang?”

“Uh… Menurutku, bukankah lebih baik aku tinggal di shelter? Bagaimanapun, pertahanan juga penting. ”

Lihat maniak shelter ini… Nah, ada tiga orang yang cemas karena kita tidak bisa bertarung, jadi lebih baik Geom-in tetap di shelter.

“Lakukan apa pun yang nyaman untukmu.”

Saat hari mulai gelap, kami berkumpul untuk makan malam. Itu bagus sampai saat itu, tetapi sedikit tidak nyaman bagi saya karena semua orang menonton video yang saya siarkan.

Semua orang penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, dan Yoohyeon mengoperasikan remote control. Seperti biasa, Orang Miskin berkomentar, dan Soup Maniac mulai mengubah semua nilai menjadi sup.

-Bukankah membuang tulang griffon itu sia-sia? Jika Anda merebusnya dan mengubahnya menjadi sup, itu akan luar biasa.

“Pria pecinta sup itu ada di Labirin Besar sekarang. Dia laki-laki, namanya Lee Sangshin.” Kataku sambil melihat layar TV.

“Kenapa kamu tidak membawanya masuk?”

“Dia mengadakan pesta. Juga, idola itu… Soye dari Klan Hannam-dong…”

“Lihat dirimu! Anda bahkan ingat namanya. Apa yang dia katakan?”

Mungkin bukan imajinasiku bahwa suara Da-jeong penuh dengan kebencian.

Saya menjaga ketenangan saya sebanyak mungkin di bawah tekanannya. “Aku punya masalah dengannya. Dia bilang dia ingin naik bus.”

“Kemudian?”

“Aku menyuruhnya pergi. Kamu sendiri sudah cukup untukku.”

“Betulkah?”

“Apakah kamu pikir aku akan berbohong tentang hal seperti itu?”

“Hmm…” Da-jeong mengeluarkan suara seperti kucing, lalu menoleh untuk menciumku. Orang-orang di sekitar kami berdiri dengan malu, dan pada akhirnya, hanya kami berdua yang hadir.

Saat malam semakin larut, aku bisa mendengarnya berbisik dengan jelas.

“Aku tidak menyuruhmu untuk hanya melihatku. Tapi tidak ada pelacur luar yang diizinkan, oke? ”

Apa yang dia bicarakan?

Saat aku hendak bertanya padanya, Da-jeong bangkit dan mengusap pantatnya.

“Apakah kamu tahu bahwa kacamata Sooyeon unnie rusak? Saat griffon keluar, kamu perlu memberinya beberapa keterampilannya.”

“Bukankah dia punya beberapa gelas?”

“Semuanya rusak. Jika dia mendapatkan skill Griffon’s Eye, dia bisa melihat jauh.” Saya tidak tahu apakah keterampilan itu bahkan dapat menggantikan kacamata. Bagaimanapun, monster berikutnya yang muncul adalah monster tipe terbang, termasuk griffon, jadi aku tidak punya pilihan selain memberinya skill.

Kami bermalam dan bergegas bersiap-siap memasuki lantai 5.