SSS-Class Suicide Hunter - Chapter 227

Bab 227. < Jika (5) >

======================

Penerjemah: Seven ED: Sei

4.

Segera setelah darurat militer diberlakukan, para pemburu turun ke jalan-jalan Babel.

-Membunuh mereka semua!

Semua Pemburu mengenakan seragam hitam. Persekutuan Naga Hitam. Alih-alih tim pengintai dan tim penyerang, itu adalah tim resolusi konflik dan tim pembunuhan yang berbaris di alun-alun.

Ini semua adalah Pemburu di Menara, tetapi mereka bukan pemburu yang [dilatih untuk memanjat Menara].

-Siapa pun yang gagal menunjukkan ID penduduk mereka akan dibunuh tanpa ragu-ragu! Siapa pun yang diberi ID penduduk kurang dari seminggu yang lalu juga akan dibunuh!

-Pemimpin Persekutuan diserang!

-Ini adalah perang!

-Basmi pemberontak!

Bang! Bang!

Suara tembakan terdengar di seluruh alun-alun.

Di Menara Babel, produksi dan penyimpanan senjata api dikontrol dengan ketat. Produksi pribadi senjata adalah kejahatan yang dapat dihukum mati.

Namun, guild besar adalah pengecualian, jadi mereka selalu siap menggunakan senjata dalam perang mereka.

-Kamu Naga Hitam gila! Apa yang sedang kamu lakukan?!

Milisi Sipil juga salah satunya. Mereka menarik senjata mereka dan mengarahkannya ke tim penindas Naga Hitam.

-Minggir! Kita harus melaksanakan perintah Pemimpin Persekutuan kita!

-Maksudmu membunuh orang secara acak!

-Ini adalah tindakan yang diperlukan untuk melindungi Menara! Wakil Pemimpin Persekutuan Milisi Sipil Anda juga diserang dan dibunuh!

-Wakil Pemimpin Persekutuan masih tidak menginginkan ini!

-Pemimpin Persekutuan kami melakukannya! Bergerak!

Milisi Sipil tidak minggir. Dan Naga Hitam tidak mencoba membujuk mereka lagi.

Saat dua guild berhadapan, guild besar yang juga kehilangan pemimpin mereka bergabung. Dalam situasi ini di mana teman atau musuh tidak dapat dengan mudah dibedakan, mereka saling menggigit seperti anjing lapar.

-…

Neraka inilah yang ditemukan Kim Gong-ja ketika dia meninggalkan reruntuhan bangunan Kuil Sepuluh Ribu.

Kim Gong-ja menyeka wajahnya.

-Eh …….

Seseorang meninggal.

Orang-orang meninggal.

Lebih banyak orang sekarat.

-Kotoran…

Tidak ada keraguan dalam gerakan orang-orang yang saling membidik. Setiap kali pistol ditembakkan, orang-orang terluka. Terbunuh. Nyawa hilang dengan begitu mudah.

Kim Gong-ja tidak bisa mengerti.

Ini adalah guild yang mendukung Menara.

Dia pernah mendengar desas-desus bahwa guild besar tidak akur. Dia tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, tetapi dia mendengar dari waktu ke waktu bahwa perasaan lama telah menumpuk di antara para pemimpin guild.

Namun, dia tidak menyangka akan seburuk ini.

“Mereka akan saling membunuh jika ada kesempatan.”

Pemburu top semuanya disebut pahlawan yang menulis legenda mereka sendiri.

Mengapa para pahlawan ini tidak mampu menyelesaikan perasaan mereka selama bertahun-tahun?

Mengapa tidak ada satu orang pun yang menjadi penengah di antara mereka?

Kim Gong-ja tidak bisa mengerti, tapi sekarang dia mengerti bahwa tidak ada gunanya membayangkan [dalam kasus seorang mediator].

Dia merasa seperti bagian dalam tubuhnya akan meledak.

Bendungan yang selama ini menghalangi jantungnya runtuh.

Tepat pada saat itu, mayat Ja Soo-jung, yang diikat di punggungnya, jatuh.

-Uht.

Kim Gong-ja tanpa sadar melihat mayat itu.

-…Wakil.

Tubuh Ja Soo-jung telah terkoyak.

Kaki kirinya, lengan kirinya, dada kirinya, dan bahkan sisi kiri wajahnya. Dalam menghadapi kematian, tidak ada manusia yang bisa menerimanya, tapi bibir Ja Soo-jung terkatup rapat. Hanya mata ungunya yang telah kehilangan cahayanya yang menatap langit seperti permata.

-…

Kesunyian.

Ketika dia menundukkan kepalanya lagi, kali ini, dia melihat tubuh Penanya Sesat.

Kim Gong-ja menggertakkan giginya saat dia melihat penampilan terakhir pria yang berniat melakukan sesuatu pada menit terakhir.

-Tidak. Benar, pertama.

Lakukan apa yang perlu dilakukan.

-Benar.

Lakukan apa yang dia bisa.

-Apa yang dapat saya?

Dia melihat semua yang dia miliki pada dirinya.

Idola. Itu adalah item yang memungkinkan dia untuk bertindak sebagai perwakilan dari Kuil Sepuluh Ribu, tetapi Kuil Sepuluh Ribu telah runtuh. Bahkan jika dia bertemu dengan para pendeta dari Kuil Sepuluh Ribu di luar, dia tidak yakin apakah mereka akan mematuhi berhala itu.

Cermin Naga Hitam. Tampaknya menjadi sarana untuk berkomunikasi langsung dengan para pemimpin guild besar, termasuk Master Naga Hitam. Namun, itu menjadi sunyi sejak deklarasi perang Master Naga Hitam.

Diri. Dia hanya seorang Hunter peringkat E yang terbaik. Dia tidak memiliki kekuatan apapun.

-Kekuasaan…

Dia mengenal seseorang yang memiliki kekuatan seperti itu.

Kim Gong-ja menoleh.

Babel, lantai 1 Menara Babel. Ada gedung perkantoran tiga lantai yang dibangun di alun-alun pusat kota besar ini, yang membanggakan harga tanah tertinggi.

Terlepas dari berapa banyak mana yang telah digunakan, itu relatif tidak terluka meskipun ledakan di alun-alun.

Wajah seorang pria yang mungkin juga baik-baik saja muncul di benaknya

-Yoo Soo-ha Guild…

Kim Gong-ja berlari ke sana.

5.

-Persetan tidak. Menurutmu aku ini siapa? Beberapa jenis anjing?

Kata Yoo Soo-ha.

Dia dipenuhi dengan iritasi karena tidur siangnya terganggu.

-…

Hati Kim Gong-ja bergetar lagi. Kematian Ja Soo Jung. Kematian Penanya Sesat. Kematian banyak orang lain. Dia bilang dia akan membantu, dia ingin membantu, tetapi Master Naga Hitam dengan tegas menolak.

[Kamu masih muda.]

[Namun, Anda tidak memiliki kekuatan.]

[Aku tidak butuh itu.]

Jika dia seperti Yoo Soo-ha.

Jika dia sekuat Kaisar Api.

-…

Kim Gong-ja menggertakkan giginya.

Buang-buang waktu untuk berdiam diri dalam mengasihani diri sendiri.

Dia berhasil memeras.

-Ini darurat… Presiden Yoo Soo-ha.

-Hukum bela diri diumumkan. Saya tahu itu. Namun, saya juga memiliki kemampuan untuk tidak peduli. Gong-ja, kenapa kamu berlarian seperti pengemis bukannya melakukan pekerjaan untuk guild? Bagaimana dengan Soo Jung? Wakil Presiden Ja Soo-jung?

-Di Sini…

Kim Gong-ja membaringkan mayat Ja Soo-jung. Mayat Penanya sesat juga.

Yoo Soo-ha terdiam.

-Kapan?

Mata Yoo Soo-ha tenang.

Kim Gong-ja kesulitan menebak apa arti ketenangan itu.

-Tepat setelah kami pergi ke Kuil Sepuluh Ribu… Ada pengkhianat di Kuil Sepuluh Ribu. Mereka meledakkan bom. Penanya sesat meninggal, dan kakak perempuan Soo-jung …

-Kenapa kamu baik-baik saja?

-Kakak Soo-jung menutupiku dengan tubuhnya.

Puk!

Kim Gong-ja berlutut. Yoo Soo-ha telah menendang tulang keringnya.

-Ugh.

Menahan rasa sakit, dia mengangkat kepalanya untuk menemukan Yoo Soo-ha menatap bawahannya dengan ekspresi tenang masih di wajahnya.

-Pria bajingan.

-…

-Kakak Soo-jung? Sejak kapan kalian berdua menjadi begitu dekat? Hei, Tuan Gong-ja. Soo-jung jauh lebih muda darimu. Dia hanya tampak lebih tua karena cara bicara dan sikapnya, tapi dia jauh lebih muda darimu. Sekarang apa…

-…

-Tidak, cukup. Terus? Apakah Soo-jung memberimu surat wasiat? Tolong lakukan yang terbaik untuk memperbaiki situasi ini, atau sesuatu seperti itu? Hah? Apakah dia mengatakan sesuatu tentang perlunya menyelamatkan orang…

-Sekretaris Soo-jung… akan berharap untuk itu.

-Tentu saja dia mau. Itulah satu-satunya alasan aku masih mengurus sampah sepertimu.

Kim Gong-ja tidak tahan untuk menatap Yoo Soo-ha.

Dia telah kehilangan Ja Soo-jung karena dia tidak memiliki kekuatan.

Di sisi lain, Ja Soo-jung memiliki kekuatan. Dia memiliki kekuatan untuk menyelamatkan nyawa manusia lain, bahkan dengan mengorbankan nyawanya sendiri.

Dia tidak tahu apakah itu karena refleks bawaannya, atau karena dia kebetulan menyadari kehadiran pelakunya di hadapan Kim Gong-ja, tetapi hasilnya sederhana.

Kim Gong-ja tidak mampu melakukannya, Ja Soo-jung yang melakukannya.

-…

Kim Gong-ja tidak tahan melihat Yoo Soo-ha karena dia marah dan kesal, karena itu tidak adil dan menjijikkan, karena dia sedih dan menyedihkan.

Dia terus menatap ke udara.

Berkat itu, dia bisa melihat sesuatu.

-Dalam hal apapun, jalang. Aku tahu seperti apa kepribadianmu. Jadi kita akan bergaul dengan baik. Itu sangat-

Sebuah kilatan cahaya.

Sangat cepat.

-Hati-Hati!!

Kim Gong-ja menyela Yoo Soo-ha.

Pada saat yang sama, tombak biru terbang di udara.

Chwaaaa-

Aura yang melilit tombak itu sangat kuat. Kaisar Api memanggil auranya untuk melindungi tubuhnya dalam sekejap, tetapi sepertinya dia melewatkan waktunya. Tirai api yang dibuat oleh Kaisar Api terkoyak oleh tombak api biru.

-Ah.

Ini terlihat oleh Kim Gong-ja, yang paling dekat dengan Kaisar Api.

Kemudian.

-Ugh!

Dengan kakinya di tanah, dia meregangkan lututnya, melengkungkan punggungnya, dan mengulurkan tangan— menyerang tombak api biru.

Aura biru berputar-putar di dalam tombak api biru. Ketika tinju manusia mendekati badai aura, itu mencabik-cabiknya seperti blender.

-Aaaaaak!!

Dengan teriakan, Kim Gong-ja, yang kehilangan lengannya, jatuh berlutut lagi. Beberapa potong daging yang memutih jatuh ke tanah dengan suara ketukan yang lembut.

Hal-hal yang tampaknya juga jatuh ke tanah seperti salju seharusnya adalah tulang belulang Kim Gong-ja.

-Sialan! Anda menghindarinya!

Seorang Pemburu mendarat dari langit.

Setelah melirik sekilas pada Kim Gong-ja yang berlutut, Yoo Soo-ha melihat ke arah Pemburu.

-Kamu siapa?

-Saya adalah Orang Suci!

Yoo Soo-ha menatap Kim Gong-ja yang berdarah banyak.

Kemudian dia melihat kembali ke pemburu yang mengidentifikasi dirinya sebagai Orang Suci.

-Omong kosong. Persetan. Omong kosong macam apa Saintess yang hampir membelah seseorang menjadi dua.

-The Tower memberiku gelar itu.

-Menara memiliki arti penamaan yang buruk. Jadi? Mengapa Ms. Saintess datang ke sini?

Saintess menarik napas dalam-dalam.

Kemudian dia berteriak seolah-olah dia telah menunggu untuk mengucapkan kata-kata itu untuk waktu yang lama.

-Yoo Soo-ha! Anda membunuh satu-satunya Kakek saya!

The Saintess memiliki rambut pirang yang cemerlang. Dia belum pernah melihat pirang seperti itu sebelumnya. Dan bahkan jika dia mengenal seorang pirang, tidak ada seorang pun dalam rentang usia yang bisa dipanggil oleh Pemburu ini untuk [Kakek].

-Aku tidak tahu karena ada lebih dari satu atau dua orang yang kehilangan kakek-nenek mereka karena aku… Siapa kakekmu?

-Marcus Calenbury!

Mata Pemburu yang menyebut dirinya Saintess berkobar.

Alis Yoo Soo-ha sedikit terangkat karenanya.

-Pedang Suci?

-Betul sekali! Itu adalah nama kakek saya!

-Wow. Sudah lama sejak saya mendengar nama itu. Jadi kau cucunya? Yah. Pria itu adalah seorang bangsawan, jadi kurasa dia bisa memiliki cucu seperti ini.

-Kamu iblis…!

-Benar. Aku seperti itu. Berbicara tentang setan.

Yoo Soo-ha melirik mayat bawahannya, dan bawahannya yang menjadi mayat.

-Apakah bau anjing terbakar berasal dari luar salahmu?

Orang Suci itu mengepalkan tinjunya.

Dia ingin memberitahunya. Tentang kekayaan keluarga Calenbury. Tentang kekuatan yang datang dengan kekayaan itu. Tentang orang bodoh yang memuja Menara sebagai fenomena mistis. Tentang bagaimana dia memanipulasi dan mengendalikan mereka.

Dan dia ingin memberitahunya. Betapa mudahnya memprediksi dan menggunakan Kuil Sepuluh Ribu karena siapa pun dapat dibujuk selama aturan tertentu diikuti. Tentang bagaimana dia tahu pemimpin Persekutuan Naga Hitam membenci dunia luar tetapi masih ingin memiliki hubungan dengannya. Tentang bagaimana dia menikam lubang itu dan membukanya.

Tapi dia tidak melakukannya.

Dengan Menara yang menyala di belakangnya, Orang Suci hanya mengucapkan kata-kata ini.

-Kakekku dibunuh olehmu di Menara ini.

-…

-Jadi aku akan membunuhmu, dan aku akan membunuh Menara ini.

Yoo Soo-ha tersenyum tipis.

-Kalau begitu, itu salah kakekmu. Tahukah Anda bahwa saya dibunuh oleh orang tua itu tanpa mengetahui apa-apa? Dia melihat jumlah pembunuhan di matanya dan ketakutan. Fiuh. Jadi sebenarnya, pembunuhnya bukan aku, melainkan bangsawan itu.

-Omong kosong!

-Apa itu omong kosong adalah semua yang kamu lakukan sampai sekarang. Darah tidak bisa dibohongi. Cucu seorang pembunuh adalah seorang pembunuh.

-Kamu, Kaisar Api, adalah pembunuhnya. Tidak, tidak ada gunanya membicarakannya. Pergi ke neraka!

Rambut pirang berkibar, Saintess bergegas masuk.

-Hah.

Yoo Soo-ha melihat ke bawah ke beberapa titik putih yang mendarat di telapak tangannya. Yoo Soo-ha tidak yakin apakah itu debu dari bangunan yang runtuh atau dari pecahan tulang Kim Gong-ja saat dia dipotong.

Namun.

-Saya merasa kotor.

Dia merasa kotor.

Ketika sesuatu terjadi yang tidak diketahui Yoo Soo-ha, itu membuatnya merasa kotor.

-Saya tidak perlu membuang waktu di sini. Jadi aku hanya akan membunuhmu.

Aura biru meledak dan aura merah menyapu.

Beberapa saat kemudian, jeritan bisa terdengar melalui asap merah dan biru.

-Kyaaaak!

-Benar. Sekarang saya ingat. Mata kalian mirip.

Yoo Soo-ha memejamkan matanya lalu membukanya.

-Begitu dia melihat seseorang, dia memiliki mata pembunuh sampah. Apakah penampilan jelek itu turun temurun? Hah? Apakah kakekmu mengajarimu untuk membunuh tanpa syarat orang yang kamu putuskan sebagai pembunuh di kelas keluarga atau semacamnya?

-Ee-, eet, ah, ugh…!

-Dunia ini mengajarimu cara membenci orang, mengajarimu cara memandang rendah orang, mengajarimu cara membunuh orang. Ini sekolah yang bagus. Yang aneh adalah setelah mengajari Anda itu, ia mengharapkan Anda untuk saling mencintai, menghargai satu sama lain, dan tumbuh dengan baik.

Di dalam asap, kata-kata Yoo Soo-ha bercampur dengan jeritan yang memekakkan telinga.

-Aku tidak pernah mengerti. Dan aku tidak bisa mengerti lebih banyak lagi saat menatap matamu.

Yoo Soo-ha.

Dia saat ini sedang melihat Hunter yang telah menjadi arang.

Dia membungkuk dan menatap matanya.

-Bagaimana bisa seseorang menyukai orang seperti itu? Benar?

Bagian terakhir yang tersisa dibakar juga.

Pemburu, yang telah menyatakan pembalasan dendam kakeknya dan menghabiskan bertahun-tahun dengan putus asa untuk mempersiapkannya, mati begitu saja.

Yoo Soo-ha perlahan menegakkan punggungnya.

-Astaga. Saya lelah.

Setelah meregangkan punggungnya beberapa kali, dia melihat sekeliling ke tempat kejadian.

-Ini berantakan.

Bagian luar kediaman terbakar. Reruntuhan yang tertangkap di matanya tampak seperti kota besar yang hancur. Jeritan dan tembakan bisa terdengar sesekali di dunia ini yang dipenuhi abu dan asap.

-Ini benar-benar berantakan. Tidakkah menurutmu begitu, paruh waktu?

Yoo Soo-ha menatap Kim Gong-ja.

Karena dia kehilangan lengan dan terlalu banyak mengeluarkan darah, kesadaran Kim Gong-ja memudar. Yoo Soo-ha juga tidak meminta tatapan Kim Gong-ja.

-Aku tidak tahu.

Yoo Soo-ha bergumam.

-Baik Anda dan Ja Soo-jung. Saya tidak tahu bagaimana orang bisa seperti itu.

Yoo Soo-ha menatap langit sejenak.

-Yah, kurasa itu karena mereka idiot sehingga mereka bekerja untukku.

-Presiden, saya …

-Ah, tidak apa-apa. Jangan bicara lagi.

Gumaman lemah Kim Gong-ja dihentikan oleh tangan Yoo Soo.

Dengan nada kesal.

Tapi yang lebih penting, nada yang familiar.

-Anda hanya, jangan khawatir tentang apa pun. Kakak ini akan mengurus semuanya.

Dalam kabut kesadaran yang kabur yang datang dengan kehilangan darah yang berlebihan, Kim Gong-ja bergumam kosong.

-Bagaimana…?

-Aku punya caraku.

Kaisar Api.

Yoo Soo-ha membuat bentuk pistol dengan tangannya.

Kemudian dia membungkus aura merah di tangannya, menciptakan peluru bulat.

-Kamu tidak akan tahu bahkan jika aku memberitahumu

-Hah…?

-Keahlianku agak seperti anjing.

Pak!

Peluru api menembus otak Yoo Soo-ha.

Kim Gong-ja memandang dengan takjub pada Yoo Soo-ha, yang telah mengambil nyawanya sendiri.

Sampai akhir, Kim Gong-ja tidak akan mengerti arti kematiannya.

[Kamu telah mati.]

Namun.

‘Saya tahu.

[Anda mundur ke 24 jam yang lalu.]

Dunia hancur.

.

.

.

.

.

.

Dan seperti itu.

‘Aku’ membuka mataku.