Eternal Sacred King - Chapter 2010

Bab 2010: Lentera Jiwa!
Penerjemah: Legge
“Hehe,”

Tawa lelaki tua berjubah hitam itu terdengar sekali lagi. “Berhentilah berjuang. Bahkan jika aku tidak menyerang, kamu sudah mati!”

“Kekuatan kutukan Makam Kaisar telah meresap ke dalam organ dan tulangmu setelah diserang oleh wajah hantuku. Kamu sudah mati, hehehe!”

Ketika lelaki tua berjubah hitam itu menyadari bahwa Su Zimo sudah menjadi burung dalam sangkar, dia tidak lagi cemas dan hanya mengikuti di belakang Su Zimo, mencium aroma jiwa segar ini dengan ekspresi mabuk.

Su Zimo menggigit lidahnya dengan lembut dan mencoba yang terbaik untuk tetap terjaga.

Dalam keadaan normal, alam kultivasi mereka sangat rendah dan kekuatan kutukan tidak akan meresap ke dalam tubuh mereka setelah memasuki Makam Kaisar. Itulah alasan mengapa mereka memiliki kesempatan untuk membersihkannya dan bertahan hidup.

Begitu kutukan Makam Kaisar meresap ke dalam dagingnya, dia akan berada dalam bahaya.

Apalagi meresap ke dalam organ dan tulangnya!

Namun, lelaki tua berjubah hitam itu hanya setengah benar.

Kekuatan kutukan Makam Kaisar memang telah meresap ke dalam daging Su Zimo dan menodai organ dan tulangnya. Tapi, seolah diblokir oleh suatu kekuatan, itu tidak bisa berlanjut lebih dalam.

Su Zimo tidak menyerah. Sambil menggertakkan giginya, dia terus maju.

Namun, lelaki tua berjubah hitam itu menjadi tidak sabar.

“Hmph, mari kita lihat berapa lama lagi kamu bisa bertahan!”

Pria tua berjubah hitam itu mencibir dan jubah hitamnya bergoyang. Ratusan wajah hantu jatuh dan terbang menuju Su Zimo, menenggelamkannya seketika!

Wajah-wajah hantu itu membuka mulut mereka dan memamerkan gigi tajam mereka, menggigit Su Zimo.

Dengan setiap gigitan, Green Lotus Essence Spirit meredup!

Tanpa menunggu lelaki tua berjubah hitam itu menyerang, wajah-wajah seperti hantu lapar itu saja bisa melahap Su Zimo dengan bersih.

Saat itu, jantung Su Zimo berdetak kencang saat dia mengingat sesuatu.

Dia mengeluarkan jimat giok dari tas penyimpanannya dan memegangnya di telapak tangannya.

Jimat batu giok memancarkan cahaya yang menyelimutinya.

“Ah! Ah! Ahhhh!”

Wajah hantu yang awalnya menggerogoti Su Zimo melepaskan gigitan mereka satu demi satu seolah-olah mereka sangat kesakitan. Mereka mengeluarkan tangisan tragis dan berbalik untuk melarikan diri.

Dalam sekejap mata, wajah hantu itu terbang keluar dari radius cahaya jimat giok.

Asap hijau mengepul dari wajah hantu dan aura mereka jelas jauh lebih lemah.

Su Zimo mendapatkan nafas yang langka dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bersemangat, menatap pria tua berjubah hitam dengan mata melebar.

Ekspresi pria tua berjubah hitam itu menjadi gelap.

Saat dia melihat cahaya yang dipancarkan oleh jimat giok, dia jelas waspada. Namun, dia tidak berhenti dan berkata perlahan, “Apakah menurutmu benda ini bisa menghentikanku?”

Pria tua berjubah hitam itu mendekat terus menerus dan tiba di ujung jari-jari jimat giok. Dia berhenti sejenak sebelum melangkah masuk!

Mendesis!

Cahaya jimat giok menyelimuti lelaki tua berjubah hitam itu dan mengeluarkan serangkaian suara aneh. Namun, jelas bahwa yayasannya tidak terluka!

Saat mereka berdua mendekat, Su Zimo tiba-tiba mengangkat tangannya dan melemparkan jimat batu giok di tangannya ke arah lelaki tua berjubah hitam itu.

“Hmph!”

Pria tua berjubah hitam itu mengulurkan tongkatnya dan menjentikkannya dengan lembut, menjatuhkan jimat giok itu ke tanah.

Dia tidak berhenti dan terus berjalan menuju Su Zimo, semakin dekat dan semakin dekat!

Tampak bingung, Su Zimo mengeluarkan setumpuk harta Dharmik dari tas penyimpanannya dan melemparkannya ke arah lelaki tua berjubah hitam itu.

Pria tua berjubah hitam itu memiliki ekspresi mengejek saat dia melambaikan tongkatnya dengan santai dan merobohkan harta Dharma satu demi satu.

Dia tidak memperhatikan bahwa di antara harta Dharma, ada satu yang tidak disentuh Su Zimo dengan tangannya. Sebaliknya, itu dibungkus dengan jubah dan dibuang di antara banyak harta Dharma.

Itu adalah lentera perunggu redup yang terlihat biasa saja.

Pria tua berjubah hitam itu melambaikan tongkatnya dengan santai dan memukul lentera perunggu. Namun, dia tiba-tiba bergidik dan ekspresinya berubah!

Matanya membelalak ketakutan dan tubuhnya gemetar tak terkendali dengan kejang yang semakin kuat.

“Tidak kusangka lentera ini a-sebenarnya ada di tanganmu…”

Suara lelaki tua berjubah hitam itu bergetar.

Dia melambaikan tongkat di tangannya dengan penuh semangat, seolah-olah dia ingin membuang lentera perunggu itu.

Namun, lentera perunggu itu sepertinya tersangkut di tongkat jalan dan tidak bisa dilemparkan ke bawah.

Apa yang Su Zimo pikirkan sebelumnya bukanlah jimat giok, tapi lentera perunggu ini!

Sebelumnya, dia hanya menyentuh lentera perunggu dan Essence Spiritnya hampir terserap.

Jika bukan karena para Buddha yang muncul dan melantunkan Sutra Prajna Nirvana, dia akan dibunuh oleh lentera perunggu!

Di bagian bawah lentera perunggu ada kata ‘Jiwa’.

Oleh karena itu, Su Zimo menduga bahwa lentera perunggu itu mungkin ada hubungannya dengan jiwa.

Itu bukan satu-satunya hal aneh tentang lentera perunggu.

Meskipun telah berada di Makam Kaisar selama bertahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya, itu sama sekali tidak ternoda oleh kutukan Makam Kaisar. Nyatanya, bahkan Hell Suppression Tripod tidak bisa melahapnya!

Saat ini, lentera perunggu memang telah melakukan sesuatu yang luar biasa!

“Ah!”

Tiba-tiba, lelaki tua berjubah hitam itu menjerit dengan kilatan kejam di matanya. Dia mengulurkan tangan kirinya dan memutuskan lengan kanannya dengan tegas.

Lengan kanan dan tongkatnya jatuh pada saat bersamaan.

Meski lelaki tua berjubah hitam itu kehilangan lengan dan menderita luka parah, setidaknya dia bebas dari ancaman lentera perunggu.

Su Zimo telah memperhatikan situasi sepanjang waktu dan tidak bisa menahan perasaan terkejut saat melihatnya.

Jika lelaki tua berjubah hitam itu membebaskan diri, dia mungkin yang akan mati!

Saat itu, sudah terlambat baginya untuk mengambil lentera perunggu.

Tiba-tiba!

Mata Su Zimo berkedip saat dia melihat sesuatu yang tidak biasa.

Ada cahaya redup di bagian bawah lentera perunggu.

Tanpa disadari, lapisan tipis minyak telah menumpuk di lentera!

Sebuah pikiran melintas di benak Su Zimo. Tanpa ragu, dia menyalurkan Roh Esensinya yang sangat lemah dan melepaskan api kesadaran roh yang lemah.

Atau lebih tepatnya, itu hanya bisa dianggap sebagai percikan.

Namun, percikan itu menyebabkan perubahan saat mendarat di lentera!

Fiuh!

Dengan deru, nyala api kecil menyala di lentera dan menyelimuti lelaki tua berjubah hitam itu dengan cahaya keemasan.

“Ah!”

Sebelum lelaki tua berjubah hitam itu bisa melarikan diri, dia menghadapi peristiwa yang tidak terduga dan tidak bisa menahan tangis tragis. Ketakutan di matanya telah mencapai batasnya saat dia berteriak berulang kali, “Lentera Jiwa! Anda benar-benar menyalakan Lentera Jiwa! Ahhh!”

Api keemasan dari lentera perunggu tidak membakar lelaki tua berjubah hitam itu secara langsung.

Namun, ketika cahaya keemasan di sekitar nyala api mendarat pada lelaki tua berjubah hitam itu, nyala api keemasan tersulut dari ujung kepala sampai ujung kaki dari dalam ke luar dan tidak dapat dipadamkan!

Dalam sekejap mata, api keemasan melahap pria tua berjubah hitam itu sepenuhnya.

Tangisan tragis lelaki tua berjubah hitam itu juga memburuk dengan cepat.

Hanya dalam beberapa tarikan napas, lelaki tua berjubah hitam itu telah menghilang sepenuhnya dan Essence Spiritnya dihancurkan oleh api keemasan!

Su Zimo melihat semuanya dengan bingung, tercengang.

Sebelumnya, dia hanya melepaskan api kesadaran roh dalam sekejap inspirasi — untuk berpikir bahwa itu akan menciptakan pemandangan yang menakutkan!

“Apakah ini Lentera Jiwa?”

Su Zimo bergumam pelan, “Memang mengesankan. Jiwa benar-benar tidak berdaya melawan selubung lentera ini.”

Kekuatan itu tidak berasal dari nyala api Soul Lantern.

Jika pria berjubah hitam, Dewa Hantu yang kuat, dibakar menjadi abu oleh cahaya yang dilepaskan oleh nyala api, seberapa mengerikankah kekuatan nyala api yang sebenarnya?